Jumat, 13 April 2012

Sembahyang Kubur untuk Mengenang Leluhur

Citong - Persiapkan syarat untuk sembahyang kubur leluhurnya

Tanjungpinang – Upacara keagamaan dari setiap penganut agama memang dilakukan dengan cara yang berbeda – beda. Suku Tionghua misalnya adalah suku yang mayoritas menganut agama Budha dengan beragam upacara keagamaan menurut ajarannya. Salah satu upacara keagamaan suku Tionghua adalah Sembahyang Kubur. 
 
Upacara ini dilakukan setiap hari ke-14 purnama bulan 3 tahun Cina. Menjelang sembahyang kubur, makam sudah harus dibersihkan jauh-jauh hari. Sehingga pada saat hari H, tinggal menjalankan ritualnya saja. Hari ini seluruh warga Tionghua sibuk menyambangi setiap kuburan leluhurnya.(04/04) “Sembahyang kubur ini selalu saya lakukan setiap tahunnya, sekaligus bisa kumpul dengan keluarga.” Tutur Citong yang sedang mempersiapkan syarat untuk proses sembahyang kubur leluhurnya di kilometer 14 arah Tanjunguban. 
 
Sembahyang kubur ini bertujuan untuk mengingat para leluhur yang telah tiada sekaligus untuk memohon doa agar anak cucu yang hidup di dunia ini diberi kehidupan yang lebih baik dan bahagia. Ketika sembahyang mereka telah lebih dahulu mempersiapkan beberapa hal yang kian menjadi persyaratan. Seperti uang emas atau uang perak, baju kertas, sepatu kertas, aneka hidangan makanan dan minuman , beberapa batang dupa yang tersusun didepan nisan leluhur.
 
“Kalau makanan, kami membawa makanan kesukaan Datok (alias leluhurnya). Dan sekarang saya bawa ayam goreng, gulai kambing dan nasi kuning kesukaan Datok saya.” Ungkap Citong. Hal ini merupakan suatu penghormatan yang dilakukan anak dan cucu untuk menghormati leluhurnya. Citong mendapatkan makanan kesukaan Datoknya ini dengan dipesan di warung makan langganannya. “Ini semua saya pesan, dan rasanya tidak pedas karena Datok tak suka pedas.” Ujar Citong menjelaskan.
 
Sebuah penghormatan ini dilakukan dengan cara tersendiri sebagaimana yang dilakukan secara turun temurun dalam keluarga tersebut. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk refleksi bahwa suatu saat nanti mereka yang saat ini masih di bumi juga akan berada ditempat seperti ini, dan keturunan mereka juga akan meneruskan tradisi ini dengan mengirim dan memanjatkan doa nya.(Ade)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar