Citong - Persiapkan syarat untuk sembahyang kubur leluhurnya |
Tanjungpinang
– Upacara keagamaan dari setiap penganut agama memang dilakukan dengan cara
yang berbeda – beda. Suku Tionghua misalnya adalah suku yang mayoritas menganut
agama Budha dengan beragam upacara keagamaan menurut ajarannya. Salah satu
upacara keagamaan suku Tionghua adalah Sembahyang Kubur.
Upacara
ini dilakukan setiap hari
ke-14 purnama bulan 3 tahun Cina. Menjelang sembahyang kubur, makam sudah harus
dibersihkan jauh-jauh hari. Sehingga pada saat hari H, tinggal menjalankan
ritualnya saja. Hari ini seluruh warga Tionghua sibuk
menyambangi setiap kuburan leluhurnya.(04/04) “Sembahyang kubur ini selalu saya
lakukan setiap tahunnya, sekaligus bisa kumpul dengan keluarga.” Tutur Citong
yang sedang mempersiapkan syarat untuk proses sembahyang kubur leluhurnya di kilometer 14 arah Tanjunguban.
Sembahyang
kubur ini bertujuan untuk mengingat para leluhur yang telah tiada sekaligus
untuk memohon doa agar anak cucu yang hidup di dunia ini diberi kehidupan yang
lebih baik dan bahagia. Ketika sembahyang mereka telah lebih dahulu
mempersiapkan beberapa hal yang kian menjadi persyaratan. Seperti uang emas
atau uang perak, baju kertas, sepatu kertas, aneka hidangan makanan dan minuman
, beberapa batang dupa yang tersusun didepan nisan leluhur.
“Kalau
makanan, kami membawa makanan kesukaan Datok (alias leluhurnya). Dan sekarang
saya bawa ayam goreng, gulai kambing dan nasi kuning kesukaan Datok saya.” Ungkap
Citong. Hal ini merupakan suatu penghormatan yang dilakukan anak dan cucu untuk
menghormati leluhurnya. Citong mendapatkan makanan kesukaan Datoknya ini dengan
dipesan di warung makan langganannya. “Ini semua saya pesan, dan rasanya tidak
pedas karena Datok tak suka pedas.” Ujar Citong menjelaskan.
Sebuah
penghormatan ini dilakukan dengan cara tersendiri sebagaimana yang dilakukan
secara turun temurun dalam keluarga tersebut. Hal tersebut dilakukan sebagai
bentuk refleksi bahwa suatu saat nanti mereka yang saat ini masih di bumi juga
akan berada ditempat seperti ini, dan keturunan mereka juga akan meneruskan
tradisi ini dengan mengirim dan memanjatkan doa nya.(Ade)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar