Jumat, 13 April 2012

Cuplikan Singkat Akan Karya Sang Feminis, Nh. Dini

Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin, alias Nh. Dini masih tetap aktif di usianya yang ke- 76. Sastrawan, novelis, sekaligus feminis ini melahirkan karya barunya berupa buku Pondok Baca Kembali Ke Semarang tahun 2011 lalu.
 
Wanita kelahiran Semarang, Jawa Tengah 29 Februari 1936 ini telah meluncurkan bukunya di Toko Buku Gramedia Amaris Semarang. "Buku Pondok Baca Kembali ke Semarang" mengisahkan saat Dini kembali ke Tanah Air tahun 1980. Setelah mondar-mandir antara Jakarta dan Semarang, tahun 1985. Peluncuran buku ini sekaligus ditandai dengan Diskusi Buku dan Perjalanan Sastra bersama Nh Dini yang dipandu budayawan Semarang Prie GS. 
Nh Dini dilahirkan dari pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah. Ia anak bungsu dari lima bersaudara, yang ulangtahunnya dirayakan empat tahun sekali. Nh. Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Kalau pada akhirnya ia menjadi penulis, itu karena ia memang suka cerita, suka membaca dan kadang-kadang ingin tahu kemampuannya.
Dini ditinggal wafat ayahnya semasih duduk di bangku SMP, sedangkan ibunya hidup tanpa penghasilan tetap. Bakatnya menulis fiksi semakin terasah di sekolah menengah. Waktu itu, ia sudah mengisi majalah dinding sekolah dengan sajak dan cerita pendek. Dini menulis sajak dan prosa berirama dan membacakannya sendiri di RRI Semarang ketika usianya 15 tahun. Sejak itu ia rajin mengirim sajak-sajak ke siaran nasional di [RRI] Semarang dalam acara Tunas Mekar.
Beberapa karya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang dikenal dengan nama Nh. Dini, ini yang terkenal, diantaranya Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko (1977), Orang-rang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998), belum termasuk karya-karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita kenangan. Dalam karyanya yang terbaru berjudul Dari Parangakik ke Kamboja (2003), ia mengangkat kisah tentang bagaimana perilaku seorang suami terhadap isterinya. Ia seorang pengarang yang menulis dengan telaten dan produktif, seperti komentar Putu Wijaya; kebawelan yang panjang. Novel barunya yang berjudul Buku Pondok Baca Kembali ke Semarang (2011) mengisahkan saat Dini kembali ke Tanah Air tahun 1980.
Wanita yang menyukai tanaman ini hingga kini telah menulis lebih dari 20 buku. Kebanyakan di antara novel-novelnya itu bercerita tentang wanita. Namun banyak orang berpendapat, wanita yang dilukiskan Dini terasa “aneh”. Ada pula yang berpendapat bahwa dia menceritakan dirinya sendiri. Pandangan hidupnya sudah amat ke barat-baratan, hingga norma ketimuran hampir tidak dikenalinya lagi.
Ia juga pernah ditawari bekerja tetap pada sebuah majalah dengan gaji perbulan. Akan tetapi dia memilih menjadi pengarang yang tidak terikat pada salah satu lembaga penerbitan. Bagi Dini, kesempatan untuk bekerja di media atau perusahaan penerbitan sebenarnya terbuka lebar. Namun seperti yang dikatakannya, ia takut kalau-kalau kreativitasnya malah berkurang. Untuk itulah ia berjuang sendiri dengan cara yang diyakininya; tetap mempertahankan kemampuan kreatifnya.
Menyinggung soal seks, khususnya adegan-adegan yang dimunculkan dalam karya-karyanya, ia menganggapnya wajar-wajar saja. Begitulah spontanitas penuturan pengarang yang pengikut kejawen ini. la tak sungkan-sungkan mengungkapkan segala persoalan dan kisah perjalanan hidupnya melalui karya-karya yang ditulisnya.(Kutipan dari berbagai sumber; Ade)

PERSIAPAN UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENEGAH PERTAMA PELITA NUSANTARA

Nini Kumala, guru Bahasa Indonesia SMP Pelita Nusantara
Ujian Nasional (UN) tinggal hitungan hari. Untuk tingkat SMA, UN akan diadakan 16 April, sedangkan untuk tingkat SMP 23 April. Berbagai persiapan telah dilakukan. Misalnya saja di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pelita Nusantara. Pihak sekolah telah memiliki trik-trik khusus untuk menjaga kelulusan agar tetap seratus persen.
Tahun lalu sekolah swasta ini mampu meraih peringkat ketiga kelulusan terbaik di tingkat Kota Tanjungpinang. Peringkat pertama di raih oleh Sekolah Juwita, sedangkan peringkat kedua Pesantren Al Kausar. Hal ini dijadikan acuan untuk lebih baik lagi di tahun ini.
Berbagai usaha dilakukan pihak sekolah. Misalnya menyelenggarakan terobosan sejak bulan Januari lalu. Mengadakan try out ( Uji coba UN) sebanyak tiga kali. Menambah jam pelajaran, khususnya mata pelajaran UN.
Selain itu sekolah ini juga mengadakan kelas khusus untuk siswa-siswa yang memiliki daya serap yang rendah. Ini bertujuan untuk dapat merangkul semangat siswa-siawa tersebut. Selain itu juga agar mereka siap bersaing dengan siswa lain.
“ ini kebijakan dari sekolah, kan tidak semua anak memiliki daya tangkap yang baik. Jadi mereka yang kurang, kita bina di kelas khusus ini,” ujar Liestra Munthe Wakil Kepala Sekolah SMP Pelita Nusantara, ketika kami temui di ruangannya.
“Hal ini terbukti memilik pengaruh. Kami memulai kelas khusus itu setelah melihat hasil try out pertama dari sekolah yang kurang memuaskan. Kemudian kami bentuklah kelas khusus. Hasil try out kedua yang diadakan sekolah, nilainya lebih bagus dibanding yang pertama,” paparnya lagi.
Liestra juga menambahkan, cara ini dilakukan sekolah atas kesepakatan guru dan wali murid. Demi kebaikan bersama, dan tujuan akhir yaitu kelulusan seratus persen.
Upaya yang dilakukan sekolah untuk mencapai kelulusan seratus persen, juga memiliki kendala.  Misalnya saja kejenuhan yang dirasakan siswa. “ kadang anak-anak jenuh juga belajar, apalagi sekolah ini jam sekolahnya lebih lama dibanding sekolah lain,” ujar Nini Kumala.
 Sebagai guru Bahasa  Indonesia, Nini merasa kejenuhan yang dihadapi siswa-siswanya. Namun guru yang satu ini memiliki cara tersendiri untuk mengatasinya. Misalnya mencoba beberapa metode pengajaran, sehingga anak murid tidak jenuh.
“ selain penguasaan materi, kesiapan fisik dan mental juga penting. Anak-anak kadang gugup juga menghadapi UN itu. Ini juga bisa berakibat fatal nantinya. Tapi kita berusaha untuk membangun kepercayaan diri mereka. Ini butuh kerjasama dengan orang tua juga,” ujar Nini menjelaskan.
Pihak sekolah juga mendatangkan motivator dari Jogyakarta, untuk memberikan motivasi untuk anak-anak. “ mudah-mudahan ini berhasil membuka pikiran anak-anak, agar mereka mau berusaha lebih keras lagi untuk mengadapi UN,” tambah Nini.(Gusmarni)

Tampilan Baru Black Forrest Jadi White Forest Cake

Salah satu cake paling populer adalah Black Forrest. Namun kali ini ada hidangan berbeda dari Black Forrest Cake yang menyajikan White Forrest Cake. Untuk hidangan saat Paskah, White Forrest Cake ini merupakan makanan cemilan yang tepat mengisi perayaan hari – hari besar termasuk paskah.
Bahan beserta cara untuk membuat White Forrest Cake ini akan disajikan lengkap disini dengan mengutip Tabloid Nova sebagai bahan pendukung bacaan ini.
Bahan:
1 resep sponge cake  rasa vanilla
50 ml air dark cherry
250 gr dark cherry,  tiriskan, cincang kasar
200 gr dark chocolate, serut untuk bagian atasnya
Bahan sponge cake:
5 btr kuning telur
5 bt rtelur
75 gr gula
75 gr gula palem
110 gr mentega
35 gr cokelat bubuk
25 gr tepung terigu
1 sdm tepung maizena

Lapisan:
150 gr white chocolate, tim hingga leleh
300 ml krim kental, kocok hingga mengembang
5 gr gelatin, beri sedikit air, tim hingga mencair dan bening
250 gr dark cherry, tiriskan, cincang kasar

Cara membuat:
1. Siapkan loyang berukuran 24x24 cm yang sudah dialasi kertas roti dan diolesi mentega tipis-tipis. Nyalakan oven dengan suhu 180 derajat Celsius.
2. Untuk membuat sponge cake, kocok telur, kuning telur, dan gula mengembang dan kental.
3. Masukkan tepung terigu, cokelat bubuk, dan tepung maizena sedikit-sedikit sambil terus diaduk sampai rata.
4. Masukkan mentega leleh dan cairan kopi, dan aduk rata. Masukkan ke dalam loyang.
5. Panggang selama 25-30 menit atau hingga matang. Dinginkan.
6. Lapisan: Masukkan white chocolate  leleh dan krim kocok, aduk rata. Tambahkan gelatin, aduk rata. Sisihkan.
7. Penyelesaian: Potong sponge cake menjadi tiga bagian. Ambil sponge cake, sirami air dark cherry, olesi bahan lapisan, beri buah dark cherry, tutupi cake, beri olesan dan buah dark  cherry, terakhir tutup dengan bahan lapisan.
8. Hias bagian tepi dari cake dengan cokelat serut, bagian atasnya dengan dark cherry dan sisa bahan lapisan. 
White Forrest Cake sudah jadi dan menghasilkan 6 potongan dengan resep seperti diatas. (Ade)

Batam Jadi Tempat Utama Mengisi Liburan

Padat - Arus Balik di pelabuhan Sri Bintan Pura

Tanjungpinang, (Aderakasihwi) – Liburan memang sesuatu yang sangat dinanti oleh beberapa orang diantaranya pelajar, karyawan dan pegawai negeri sipil. Kota Batam merupakan salah satu tujuan utama jika terdapat hari libur panjang. (08/03)
Tiga hari libur telah berlalu, mulai tanggal 6 April sebagai libur memperingati wafatnya Isa Al-Masih dilanjutkan tanggal 7 April bertepatan dengan hari sabtu, yang merupakan hari libur bagi pegawai negeri sipil yang bekerja di kantor-kantor pemerintahan dan terakhir tanggal 8 April di hari libur nasional hari minggu.
Kebanyakan warga yang merasakan libur tiga hari ini mengisi hari libur dengan bepergian alias berjalan-jalan. Dan kebanyakan dari mereka memilih Kota Batam sebagai tujuan utama untuk mengisi hari libur. “Kebetulan liburan ini bisa ke Batam sama keluarga.” Ujar Lina seorang staf di Kantor Perpustakaan. Liburan ini Ia ingin berbelanja di Mall yang ada di Batam. “Pengen belanja di Mall sekaligus berkunjung ke rumah mertua.” Tutur Lina.
Kota Batam banyak diminati warga yang berdatangan karena merupakan tempat yang cocok untuk berbelanja juga menikmati hiburan – hiburan yang beranekaragam disana. Seperti arena bermain anak, mall – mall sebagai tempat belanja, menonton bioskop, juga tempat wisata seperti jembatan Barelang, pantai Nongsa dan lain-lain.
Selain dari itu, di Batam juga sering mendatangkan artis – artis ibukota yang popular. “Saya ke Batam tujuan utamanya cuma pengen nonton Drive.” Ungkap Ayo seorang mahasiswa Fisip Umrah. Kebetulan di Batam saat libur kali ini mendatangkan band terkenal Indonesia yaitu Drive. “Selain itu saya juga mau nyari pelek motor, kalo di Batam kan agak murah.” Tutur Ayo yang sudah berangkat sejak sabtu siang.
Dan hari minggu inilah hari terakhir liburan karena besok aktifitas sudah harus berjalan sediakala. Terlihat di pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang kapal–kapal Ferry yang membawa tumpangan Batam – Tanjungpinang bergantian parkir di pelabuhan hingga malam. Hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat Tanjungpinang yang menikmati liburan di Kota Batam.(Ade)

Fashion Show dengan Bahan Utama Cokelat

Cokelat adalah sebutan untuk hasil olahan makanan atau minuman dari biji kakao. Cokelat umumnya diberikan sebagai hadiah atau bingkisan di hari – hari spesial. Dengan bentuk, corak, dan rasa  yang unik. Cokelat juga sering digunakan sebagai ungkapan terima kasih, simpati, atau perhatian bahkan sebagai pernyataan cinta.
Cokelat juga telah menjadi salah satu rasa yang paling populer di dunia, selain sebagai cokelat batangan yang paling umum dikonsumsi, cokelat juga menjadi bahan minuman hangat dan dingin.
Kali ini cokelat bisa disulap menjadi gaun cantik untuk ajang fashion show yang digelar setiap tahunnya di kota Obidos wilayah barat Portugal pada 31 maret lalu. Dalam parade busana ini, seluruh pakaian yang ditampilkan akan dihiasi dengan taburan ornamen cokelat.
Seperti dilansir situs Xinhua Senin (26/3), acara fashion show tersebut merupakan rangkaian acara dari Festival Cokelat Internasional di barat Portugal. Perayaan serba cokelat tersebut dijadwalkan akan berlangsung sekitar satu bulan.                                   .
Sebanyak 14 perancang busana dan 25 chocolatiers atau ahli pembuat coklat, berkolaborasi untuk membuat kostum warna-warni dengan hiasan cokelat karya terbaik mereka. Seperti kreasi unik seorang perancang berupa gaun kimono dengan bros coklat, yang terinspirasi dari seorang putri di film Disney. Perancang busana dengan karya terbaik dan menjadi favorit, disebut-sebut akan memenangkan perjalanan gratis ke Disneyland Paris.

 

Sembahyang Kubur untuk Mengenang Leluhur

Citong - Persiapkan syarat untuk sembahyang kubur leluhurnya

Tanjungpinang – Upacara keagamaan dari setiap penganut agama memang dilakukan dengan cara yang berbeda – beda. Suku Tionghua misalnya adalah suku yang mayoritas menganut agama Budha dengan beragam upacara keagamaan menurut ajarannya. Salah satu upacara keagamaan suku Tionghua adalah Sembahyang Kubur. 
 
Upacara ini dilakukan setiap hari ke-14 purnama bulan 3 tahun Cina. Menjelang sembahyang kubur, makam sudah harus dibersihkan jauh-jauh hari. Sehingga pada saat hari H, tinggal menjalankan ritualnya saja. Hari ini seluruh warga Tionghua sibuk menyambangi setiap kuburan leluhurnya.(04/04) “Sembahyang kubur ini selalu saya lakukan setiap tahunnya, sekaligus bisa kumpul dengan keluarga.” Tutur Citong yang sedang mempersiapkan syarat untuk proses sembahyang kubur leluhurnya di kilometer 14 arah Tanjunguban. 
 
Sembahyang kubur ini bertujuan untuk mengingat para leluhur yang telah tiada sekaligus untuk memohon doa agar anak cucu yang hidup di dunia ini diberi kehidupan yang lebih baik dan bahagia. Ketika sembahyang mereka telah lebih dahulu mempersiapkan beberapa hal yang kian menjadi persyaratan. Seperti uang emas atau uang perak, baju kertas, sepatu kertas, aneka hidangan makanan dan minuman , beberapa batang dupa yang tersusun didepan nisan leluhur.
 
“Kalau makanan, kami membawa makanan kesukaan Datok (alias leluhurnya). Dan sekarang saya bawa ayam goreng, gulai kambing dan nasi kuning kesukaan Datok saya.” Ungkap Citong. Hal ini merupakan suatu penghormatan yang dilakukan anak dan cucu untuk menghormati leluhurnya. Citong mendapatkan makanan kesukaan Datoknya ini dengan dipesan di warung makan langganannya. “Ini semua saya pesan, dan rasanya tidak pedas karena Datok tak suka pedas.” Ujar Citong menjelaskan.
 
Sebuah penghormatan ini dilakukan dengan cara tersendiri sebagaimana yang dilakukan secara turun temurun dalam keluarga tersebut. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk refleksi bahwa suatu saat nanti mereka yang saat ini masih di bumi juga akan berada ditempat seperti ini, dan keturunan mereka juga akan meneruskan tradisi ini dengan mengirim dan memanjatkan doa nya.(Ade)

Endang, Janda yang Gigih Bekerja Demi Anak dan Anak Didik

Endang - Wanita pekerja keras demi sang anak
Tepat pukul 4 pagi dimana ayam belum berkokok memanggil hari seorang wanita dengan usia sekitar 39 tahun telah bergegas pergi dari rumah kontrakannya. Ia hanya mencuci raut wajahnya dengan air sumur disamping rumah, dan segera menyalakan motor bebek 125 cc merek Yamaha untuk dipanaskan. 5 menit kemudian Ia langsung pergi dengan jaket tebal meski tanpa izin anaknya yang masih tertidur lelap.
 
Sampai di kilometer Sembilan tepat didepan sebuah kantor berita swasta Ia memarkirkan motornya. Segera Ia buka pintu dan langsung mengambil sapu digudang kantor. Ya, wanita yang bernama Endang ini memang bekerja sebagai cleaning service sejak 4 tahun belakangan. Kantor dengan dua lantai ini rampung Endang kerjakan selama kurang lebih 1 jam.
 
Selesai membersihkan kantor, Endang bergegas pulang untuk menyiapkan sarapan sang buah hati. “Anakku harus sarapan, meskipun cuma Indomie.” Ungkapnya yang begitu sayang pada anak sematawayang nya Yoga. Seusainya menyiapkan sarapan Endang juga bekerja sebagai tukang cuci baju milik tetangga samping rumahnya. 
Sehari-harinya Endang hanya berdua dengan Yoga yang kini duduk di bangku SMA kelas 2. Sang suami telah meninggalkannya sejak Yoga kelas 3 sekolah dasar. Endang merupakan sosok wanita yang kuat, selain menjadi cleaning service dan tukang cuci Ia juga mengajar di taman kanak-kanak. Pekerjaannya mendidik ini Ia lakukan sejak tahun 2006 dengan mengawalinya di pendidikan anak usia dini Dora Kid’s Jalan Engku Putri tepat di depan Jamsostek. 

Seusai mengajar jam 12 siang, Endang segera pulang dan masak sebagaimana ibu rumah tangga lainnya. Memang tak banyak yang Ia masak, mengingat mereka hanya hidup berdua di rumah kontrakan milik saudaranya Jalan Wiratno. Endang menyewa dua kamar untuknya dan Yoga, dengan biaya sewa sebulan sebesar Rp. 500 ribu.

Kebutuhannya yang begitu besar membuat Endang pantang menyerah dalam bekerja. Pukul 3 sore Ia harus membagikan ilmunya dengan murid  les private nya. Endang memiliki sekitar 15 orang murid les baik itu les di sekolah ataupun di rumah, dengan bayaran yang sudah disepakati. Murid yang mampu Ia tangani hanya murid TK hingga kelas 3 SD. Sebenarnya banyak tawarannya untuk mengajar kelas besar, tapi Endang tak berani menerima, karena Ia belum memahami benar pelajaran kelas besar. “Sebenarnya bisa, tapi takut-takut salah, kalau salah kan berdosa.” Ujarnya yang kini menjalani kuliah di Universitas Terbuka semester empat.

Kecintaan Endang pada dunia pendidikan memang teramat besar. Ia juga begitu dikenal oleh orangtua murid peserta didiknya karena sikapnya ramah, juga sayang terhadap anak-anak tambah lagi Endang mengajar dengan ikhlas dan tulus. Ia bercita-cita ingin memajukan anak-anak mulai dari dini. “Saya ingin memajukan mereka dari dini, karena usia dini inilah pertama kalinya mereka mengenal akan ilmu pengetahuan.” Tutur Endang. Semoga apa yang dicita – citakan Endang dapat terwujud dan sekalian bisa memotivasi bagi para pendidik lainnya dalam setiap jenjang pendidikan.(Ade)

Kampung Bugis Menggelar Pertandingan Futsal Antar Kampung

 
Kampung Bugis – Pertandingan futsal digelar setiap sabtu dan minggu di lapangan SDN 005 Kampung Bugis. Pertandingan antar klub di kampung ini merupakan tahap kedua sejak pertandingan pertama tanggal 24 maret lalu. 
 
Sepak bola di Kampung Bugis ini merupakan minat dan hobbi kebanyakan warga dibidang olahraga. Pertandingan yang sudah menjadi tradisi tiap tahunnya di Kampung Bugis ini selalu jadi tontonan utama. Tampak dengan kehadiran warga dengan berbagai jenjang usia yang memadati pinggir lapangan sebelum pertandingan dimulai hingga akhir. 
 
“Ya harus nonton walaupun saya ibu-ibu, karena saya suka dengan sepak bola.” Ungkap Kak Itin yang menggendong anaknya ketika menonton. Pertandingan futsal yang dimulai dari pukul 15.30 hingga 17.30 ini dimainkan tiga kali oleh enam klub futsal. Pertandingan pertama dimenangkan dengan skor 5-0. Sedangkan pertandingan kedua dimenangkan dengan skor 6-0 dan pertandingan ketiga dimenangkan dengan skor 4-1.
 
Pertandingan sepak bola ini memang dilakukan dilapangan terbuka dengan setiap babaknya selama 25 menit dan istirahat 10 menit, “Caranya sama dengan kita main di lapangan futsal, cuma bedanya kalau disini panas, dan kalau di lapangan futsal ka nada rumputnya juga atap” Ungkap Adi sebagai penyerang di timnya. Cuaca yang begitu panas siang tadi membuat mereka mengeluh kepanasan ditambah lagi semput.
 
Namun meskipun begitu, para pemain tetap melanjutkan permainan hingga selesai. Dan penonton pun tetap menonton dengan tertib meski panas matahari begitu terasa menyengat. Pertandingan ini berfungsi menunjukkan aksi yang baiks dari para pemain, agar bisa diikutsertakan lomba mewakili kampung dalam pertandingan yang digelar di Madong bulan lima mendatang.
 
Dengan adanya pertandingan di Kampung Bugis ini dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar lapangan yang berjualan. “Lumayan juga lah, jadi sambil nonton sambil cari uang juga.” Tutur Bu. Yeni penjual air kelapa dan makanan ringan. Selain kedai - kedai dadakan, juga ada penjual dari luar Kampung Bugis yang menjajakan makanan berupa bakso pentol, sate padang, dan es krim aneka rasa.(Ade)

Perda RT RW harus tuntas tahun ini

     Tanjungpinang- Peraturan Daerah  (Perda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RT RW) Kota Tanjungpinang akan di prioritaskan tahun 2012 ini.Anggota DPRD Kota Tanjungpinang Azhar mengatakan, keberadaan perda RT RW tersebut sangat dibutuhkan oleh Kota Tanjungpinang.
     "Ranperda RT RW ini akan menjadi salah satu perda perioritas untuk diselesaikan tahun ini. karena Perda ini menjadi salah satu perda yang penting untuk menentukan arah pembangunan Tanjungpinang ke depan,"katanya.
     Politisi Partai Hanura tersebut mengatakan, kalau Kota Tanjungpinang tidak memiliki perda RT  RW, agak sulit untuk mendatangkan investor yang mau menanamkan modalnya dan membangun usaha di Tanjungpinang.
     "Selain perda RT RW yang akan menjadi perioritas tahun ini, juga perda Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang hingga saat ini juga belum disahkan,"katanya.Izhar mengatakan, antara perda RT RW dan RTH itu ada keterkaitan, jadi sebelum dibuat perda RT RW harus ada dulu perda RTH nya.
     Menurutnya, keberadaan Perda RT RW sangat dibutuhkan Tanjungpinang, karena dengan adanya perda RT RW tersebut diharapkan ada kejelasan mana lahan yang diperuntukkan untuk industri, mana lahan perumahan, dan mana lahan yang diperuntukkan untuk RTH.
     "Ruang terbuka hijau itu sangat penting, karena sesuai dengan aturan peruntukan untuk RTH ini harus 30 persen dari wilayah Tanjungpinang,"ucapnya.(Lia)

2014 Kesehatan Masyarakat Miskin di Jamin

     Tanjungpinang-Pada tahun 2014 semua masayarakat miskin di Indonesia akan mendapatkan pelayanan jaminan kesehatan.Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, dr. Ratna Rosita, MPHM kemarin mengatakan, Dengan jaminan kesehatan secara nasional ini masyarakat miskin dimanapun berada dapat dilayani dan pengobatannya ditanggung oleh pemerintah.
     Program tersebut kata Ratna, akan mulai dijalankan pada 2014 mendatang, sehingga tidak akan ada lagi masyarakat miskin yang ditemukan tidak dapat berobat di rumah sakit atau puskesmas. Mereka seluruhnya akan mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal
     "Pada tahun 2014 nanti, tidak ada lagi masyarakat miskin di Indonesia yang tidak terlayani kesehatannya,"ujar Ratna.Ratna juga mengatakan, beberapa daerah di Kepri hingga saat ini memang terdapat beberapa daerah yang belum memiliki Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas kesehatan yang lengkap, untuk itu katanya pemerintah pusat sudah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan 2 Rumah Sakit bergerak.
     "Saat ini rumah sakit bergerak sudah ada di Kabupaten Natuna, pada tahun ini akan dibangun dua RS Bergerak lagi, yakni di Kabupaten Bintan dan Kabupeten Anambas,"ucapnya.Ia juga mengatakan, RS Bergerak tersebut diharapkannya dapat melayani kesehatan bagi masyarakat yang berada di pulau terdepan di Kepri, karena katanya sistem pemabangunan RS Bergerak itu tidak permanen, jadi bisa dipindah-pindah.
     "Seperti yang ada di Natuna, saat ini di sana sudah ada RSUD, dan RS Bergerak yang ada disana bisa dipindah ke daerah yang belum memiliki rumah sakit,"ucapnya.Ia juga mengatakan, di rumah sakit bergerak itu juga ada tenaga dokter spesialis, untuk itu dirinya berharap kedepan tidak ada lagi masyarakat miskin yang mengeluhkan pelayanan kesehatannya.(Lia)

Kasus Lakalantas di Senggarang belum dilaporakan ke polisi

         Tanjungpinang-Kecelakaan lalu lintas yang meninpa salah seorang dosen UMRAH  Febriyanti Lestari dan mahasiswinya Rika Anggraini belum dilaporkan kepada pihak kepolisian.Kepala Unit Laka Lantas Polresta Tanjungpinang Iptu. Fiska Ananda Rabu (4/4) menyampaikan, Hingga saat ini dirinya belum menerima laporan terkait kasus laka tersebut.
     Fiska mengatakan, saat ini persoalan tersebut sudah diserahkan kepada pihak kepolisian, dan ia akan segera melakukan  pemeriksaan pengendara sepeda motor dan Eko sopir wakil wali kota Tanjungpinang Edward Mushalli.
     "Sampai saat ini kami belum bisa menghubungi Febriyanti Lestari untuk dimintai keterangannya, menurut keterangan mahasiswa dia sedang berada di Padang,"katanya.Agar persoalan seperti ini tidak terulang kembali dimasa yang akan datang, dirinya menghimbau kepada masyarakat agar melaporkan setiap adanya terjadi kecelakaan kepada pihak kepolisian.
     "Kalau dari awal kasus ini dilaporkan kepada kami tentu persoalannya tidak sampai seperti ini,"tuturnya.Untuk diketahui, Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Peduli Masyarakat (GPPM) Kepri, melakukan aksi unjuk rasa didepan kantor Wali Kota Tanjungpinang dan hotel Comfort, Selasa (3/4).
     Aksi unjuk rasa tersebut dilakukan ma0hasiswa untuk meminta
pertanggung jawaban Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang terhadap kecelakaan lalu lintas yang meninpa salah seorang dosen UMRAH  Febriyanti Lestari dan mahasiswinya Rika Anggraini, yang menurutnya terserempet mobil dinas (Mobdin) wakil Wali Kota Tanjungpinang Edward Mushalli Jumat 9 Maret 2012 dijalan Senggarang
     Sementara itu Wali Kota Tanjungpinang Suryatati A Manan saat dimintai tanggapannya terkait persoalan ini, mengatakan, sebaiknya ditunggu wakil wali kota Tanjungpinang Edward Mushalli pulang dari menunaikan ibadah umroh.(Lia)

Ujian SMA/MA/SMK Tanggal 16 - 19 April

Soal UN Mulai Didistribusikan 10 April
Kabid DIKDAS Provinsi menjelaskan persiapan UN mendatang
Tanjungpinang – Pelaksanaan Ujian Nasional SMA/MA/SMK bakal digelar tanggal 16 hingga 19 April mendatang kian. Karena letak sekolah di Provinsi Kepulauan Riau juga berada di pelosok pulau-pulau maka pengiriman soal ujian nasional tersebut dipercepat dan dalam pengawasan ketat.(29/03)
 
Persiapan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMA, SMP, dan SD sederajat hampir rampung dikerjakan Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau. “Persiapan tahap awal untuk pendataan peserta UN setiap jenjang pendidikan telah selesai.” Pendataan dengan mengisi DNS (Daftar Nominasi Sementara) sudah dilakukan di setiap satuan pendidikan dengan koordinasi oleh Dinas Kabupaten/Kota setempat. Selesai ditampung di Dinas Kabupaten/Kota, verifikasi ini berfungsi untuk memeriksa kelengkapan data peserta UN setiap sekolah yang kemudian dikirimkan secara online ke Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau.
 
Dari Dinas Pendidikan Provinsi mengeluarkan DNT (Daftar Nominasi Tetap) yang juga telah selesai dikerjakan. “Kartu peserta ujian pun sudah diterima oleh seluruh satuan pendidikan.” Jelas Pak Drs. Atmadinata, M.Pd sebagai Kepala Bidang Pendidikan Dasar di Dinas Pendidikan Provinsi. Jumlah peserta Ujian Nasional untuk tingkat SMP/MTs sebanyak 20.626, sedangkan untuk tingkat SMA/Ma sebanyak 9.987  dan untuk SMK sebanyak 5485 peserta se-Kepri.
 
Mengenai pengawasan pelaksanaan UN setiap satuan pendidikan diawasi oleh perguruan tinggi. Koordinator pengawas perguruan tinggi di Kepri ini berasal dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Riau, Pekanbaru dengan dibantu beberapa perguruan tinggi yang ada di Kepri. “Tugas perguruan tinggi ini hanya mengawasi sekolah-sekolah yang menyelenggarakan UN dibantu pihak kepolisian.” Ungkap Pak Atmadinata.
 
 “Komposisi soal untuk jenjang SMA sederajat dan SMP sederajat seluruhnya dibuat oleh Pusat Pendidikan, Kemendiknas kemudian dicetak dan digandakan langung dari pusat.” Ujar Pak Atmadinata. Kecuali untuk SD, yang komposisi soalnya 25 persen dibuat dari pusat dan 75 persen dibuat diprovinsi masing-masing. Pendistribusian soal untuk ke Karimun dan Lingga adalah H-3. Sedangkan soal ke Batam dan Tanjungpinang H-2, kecuali Tambelan karena kapal perintis yang berlayar hanya datang setiap 12 hari sekali. Jadi untuk ke Tambelan dokumen sudah dikirim sekitar tanggal 10 April. 
 
Sistem pengawasan dalam kelas masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Kelas diawasi oleh pengawas silang yang ditunjuk oleh masing-masing sekolah dan penempatan tugasnya ditentukan pihak Dinas Pendidikan. Untuk setiap guru mata pelajaran tidak dianjurkan berada di lingkungan sekolah ketika UN berlangsung. Dan guru yang ditugaskan secara silang pun tidak boleh guru mata pelajaran yang diujikan. 
 
Pengawasan LJUN pun kian diperketat, “Tahun ini amplop yang berisi LJUN tidak ditempel menggunakan lak atau lilin, tapi disegel  dengan tulisan Dokumen Negara Sangat Rahasia.” Ungkap Pak Atmadinata. Guru pengawas silang menandatangani fakta integritas ditempat dimana mereka bertugas mengawas. Mereka membuat pernyataan bahwa mereka akan mengawas teliti, cermat, jujur, bertanggungjawab. “Untuk setiap amplop berisikan LJUN per mata pelajaran kini dibedakan warnanya. Dan setiap kardus/box yang berisikan amplop setiap jurusan misalnya jurusan IPA dan IPS juga dibedakan warna kardusnya.” Terang Pak Atma ketika diwawancarai di ruang kerjanya. Untuk penilaian LJUN dikerjakan di pusat dengan sistem dipindai, kemudian di scan dan dikerjakan melalui sistem komputerisasi di pusat. Hasil scan akan dikirim ke Puspendik Mendiknas dan dari Puspendik akan dikeluarkan nilai.
 
Pesan Pak Atmadinata untuk peserta UN diantaranya jaga kesehatan, harus mempersiapkan diri dalam arti pengetahuan akademiknya, karena Ia yakin materi-materi yang sudah diberikan menurut SKL (Standar Kelulusan) dan kisi-kisi tentu telah disampaikan setiap guru tiap satuan pendidikan yang mengajar calon peserta UN tersebut. Terakhir peserta harus siap mental ketika menghadapi pengawas yang tidak dikenal dan bukan gurunya.(Adetya R. dan Juliana)

Ciptakan lingkungan hijau warga Jala Bestari tanam pohon

     Tanjungpinang- Dalam rangka turut bepartisifasi mensukseskan program pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang hijau, warga RT 05 RW 1 Kampung Mekar Jaya Kelurahan Batu Sembilan Tanjungpinang tanam pohon.
     Ketua RT 5 Hendri, ahad  (8/4) mengatakan, penanaman pohon di lingkungan perumahan Jala Bestari itu katanya dalam rangka mensukseskan program pemerintah, selain itu katanya juga untuk pemamfaatan pekarangan rumah warga yang belum ditanami pohon.
     "Pohon yang kami tanam ini merupakan bantuan dari Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang,"katanya.
Ia juga mengatakan, bantuan pohon yang diterima warganya ada pohon mangga dan jambu batu, ia berharap dengan ditanamnya pohon di lingkungan tempat tinggal masyarakat bisa membawa mamfaat.
     "Selain nanti untuk menciptakan lingkungan yang hijau, asri dan indah, juga nanti kalau pohon ini berbuah, kan buahnya bisa dimamfaatkan,"katanya.
     Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Pemko Tanjungpinang yang telah memberikan bantuan pohon itu memalalui Dinas KP2KE, untuk itu ia berharap kepada warganya agar menjaga dan memelihara pohon itu, agar nanti bisa dirasakan mamfaatnya.(Lia)

Feature - Mentoreh Susu Getah Demi Sesuap Nasi

     Bintan adalah tempat yang banyak di tanami pohon karet.Ada ratusan orang keluar pagi yang gelap untuk mentoreh karet.Tanpa menyerah demi sekolah anak-anak.
     
    Malam itu,cahaya bulan tipis berada diatas langit.Dalam hembusan angin subuh pukul 03.00,suara yang sunyi,Turatin yang  berjalan satu per satu pohon karet lainnya untuk di toreh.Hingga selesai yang seluas satu hektar tersebut.
     21 tahun sudah wanita paruh baya yang tamat SMA itu menjadi petani karet.Daerah Cikolek desa Toapaya Utara belum memberikan pilihan pekerjaan lain yang lebih menjanjikan kepadanya.Suami yang menderita penyakit asma tidak bisa membantu pekerjaannya dengan waktu yang lebih lama hanya sebentar saja bisa membantu kerjanya.
     Selama 21 tahun menghabiskan subuh di tengah kesunyian kebun karet,ternyata tak memberi banyak perubahan nasib pada Ibu dua anak ini.Bahkan sampai kini,wanita berusia 42 tahun itu mengaku walaupun kebun ini miliknya sendiri  tapi hasilnya tidak memuaskan dan tidak tercukupi.
     Dari pukul 03.00 pagi keluar hingga pukul 07.00 pulang untuk sarapan dan melanjutkan kembali untuk mengambil hasil torehannya hingga pukul 08.00 ini tak sebanding dengan penghasilannya.Turatin coba menghitung,kalau 1 hektar hanya 10 kg yang sudah jadi ,ini hasil setelah di beri obat.Dalam sebulan pengobatan di dilakukan 2 kali dan hari pertama hasilnya lumayan bamyak,namun untuk hari seterusnya susunya akan semakin berkurang.
     Tak semua malam ia bernasib baik seperti itu,terkadang malam mentoreh getah sudah hampir habis tiba-tiba turun hujan yang lebat dan hasilnya tidak bisa di ambil karena telah tercampur dengan air hujan dan ini akan sia-sia.Badan sudah letih dengan bekerja dan hasilnya tak ada.
     Selama 21 tahun pohon karet tidak pernah di beri pupuk seharusnya dalam1 tahun pohon karet harus di beri pupuk karena perekonomian kurang mampu para petani karet tidak sanggup untuk membeli pupuk.Untuk makan sehari-hari saja sulit apalagi untuk pupuk.Pemerintah tidak pernah memberi bantuan pupuk kepada petani karet.
     "Tolong pemerintah perhatikan petani karet,BBM mau naik masa harga karet gak naik-naik,"ujar Turatin belum lama ini saya datang kerumahnya.Penduduk di Desa Toapaya Utara ini pekerjaan yang di lakukan rata-rata sebagai petani karet,dengan cuaca yang tidak menentu pastinya membuat mereka resah.Karena pohon karet sedang mengalami musim gugur dan pohon tidak bisa di toreh.Dalam 1 tahun pohon karet mengalami 4 musin yaitu musim kemarau.hujan,pancaroba,gugur.
     Dalam 1 hari kadang hanya dapat Rp.10 ribu dan malah gak dapat sama sekali dam maximal Rp.50 ribu dan itu di cuaca baik dan setelah di obat.Selain kondisi itu,duka lain petani karet juga disebabkan faktor pemasaran.Sejauh ini ,petani karet di Cikolek kilometer36 jalan Tanjunguban hanya bergantung pada tauke getah atau tengkulak yang membuka lokasi di sekitar cikolek.
     Petani karet ini tidak bisa lepas dari rantai tauke getah juga disebabkan kondisi ekonomi mereka.Bila dalam satu minggu tidak bisa mentoreh getah,tauke getah bersedia memberikan pinjaman dalam bentuk sembako.Bahkan sebelum ke kebun karet seperti Turatin,dibekali cuka getah sampai 2 botol.Tauke getah ini dimata Turatinak sekedar lintah penghisap darah saja,tetapi teramat kompleks,yang kadang bisa berubah wujud menjai juru selamat.
     Hampir 4 jam Turatin menjelajahi kebun karet dengan penerangan lampu senter sorot khusus yang di letakkan di kepala,beda dengan 7 tahun lalu.Para petani karet menggunakan obor yang di sangkutkan di topi anyaman.Ketika cahaya rembulan redup masih cukup menerangi kebun.Para pentoreh getah pun berhamburan,sorotan cahaya lampu senter dari setiap kebun mengiringi semangat yang tinggi.
     Pohon yang ada di desa cikolek ini rata-rata pohon getah zaman dulu,belum ada pohon getah modern."Seperti bulan November hingga Desember tahun lalu cuaca bagusnya hanya 4 hari,kami mau makan apa"ujarTuratin.Petani karet tidak sama dengan pedagang,maka darin itu bantuan dari pemerintah sangat di harapkan bagi petani karet,telah lama mereka menunggu bantuan pupuk namun tak kunjung datang.(Lia)

FEATURE_ MERAJUT MIMPI DI ANTARA RONGSOKAN

MERAJUT MIMPI DI ANTARA RONGSOKAN
Oleh : Gusmarni Zulkifli
Masih ingat kah Anda dengan Film Laskar Pelangi? Film yang fenomenal pada 2008 lalu. Film ini mengisahkan tentang anak pedalaman Bangka Belitung yang memiliki banyak kegetiran hidup, namun akhirnya bisa berhasil menembus benua Amerika.
Kisah Ikal dalam film itu, tak jauh berbeda dengan kisah hidup Wulan (12). Kepahitan hidup telah menempanya untuk menjadi seorang pemulung. Hal ini harus dilakoninya demi kelangsungan hidup dan kelangsungan sekolahnya.
Bel tanda pulang sekolah baru saja berbunyi. Suasana SD 001 Seri Kuala Lobam itu masih tampak riuh. Sebagian siswa-siswanya asyik bersenda gurau menikmati kebebasan pulang sekolah. Namun ada yang berbeda, seorang siswa dengan seragam lusuh, tampak buru-buru meninggalkan sekolah.
          Namanya Siti Budianingsih Wulandari. Ia lahir di Teluk Sasah 22 Maret dua belas tahun yang lalu. Terlahir sebagai anak pertama dari pasangan Budi (33) dan Karmila (53). Hal ini membuat dia agak berbeda dari anak-anak lain yang seusianya.
          Bagi Wulan, pulang sekolah bukan berarti datangnya waktu bermain. Dia masih harus membantu ibunya bekerja. Tak hanya pekerjaan rumah, tetapi ia juga harus mengumpulkan barang-barang rongsokan di daerah sekitar rumahnya.
          “ Aku harus bantu mamak nyari kardus-kardus bekas dan kaleng bekas minuman. Kalau nggak gitu gimana mau makan, apalagi buat keperluan sekolah”, ujarnya di sela-sela pekerjaannya. Tangan mungilnya tampak begitu telaten melipat kardus-kardus bekas yang di ambilnya di depan sebuah toko.
“ Kadang kepengen juga main sama kawan-kawan, tapi gimana lah ntar ngak ada yang bantuin mamak.” Ujarnya lagi, dengan wajah yang tak terlihat murung.
Wulan yang duduk di kelas 6 SD itu, memang gadis yang rajin. Dia tak pernah malu untuk mengumpulkan barang-barang rongsokan. Meski terkadang kawan-kawan sekolahnya banyak yang mencemooh.
“ Bapaknya Cuma buruh angkat kayu di hutan. Sebulan sekali baru pulang. Gajinya ngak nentu. Ini aja dah dua bulan ngak gajian.” Terang ibu Wulan, Karmila (53) di rumahnya yang terletak di Lobam Bestari kecamatan Seri Kuala Lobam.
Rumah papan yang berukuran 9 X 7 inilah yang menjadi tempat tinggal keluarga kecil itu sejak lima belas tahun yang lalu. Atapnya sudah banyak yang bocor, kadang kalau musim hujan mereka tak punya tempat berlindung.
Nasib keluarga ini memang malang. Kesulitan ekonomi selalu mengikat mereka. “Saya mulung sudah lebih kurang lima belas tahun.penghasilan perbulannya, tak tentu. Kadang dua ratus ribu, kadang seratus lapan puluh ribu. Paling banyak tiga ratus ribulah. Tapi sekarang sudah susah. Sudah banyak saingan. Saya sering keduluan mereka.” Ujar Karmila panjang lebar.  
          ANAK PEMULUNG YANG INGIN JADI DOKTER
          Meski hanya seorang pemulung, Karmila tetap mementingkan pendidikan untuk kedua anaknya. Dia tak ingin anaknya nanti mempunyai nasib yang sama sepertinya. Namun sepertinya itu hanya tinggal harapan saja. Masalahnya di usiannya sekarang Karmila sudah sering sakit-sakitan. Sehingga dia sudah susah untuk bekerja.
          “ Kalau hanya ngandalin gaji bapaknya, ngak akan cukup. Buat makan aja kurang, gimana buat sekolah anak-anak. Apalagi sekarang Wulan sudah kelas 6, bentar lagi lulus. Buat nyambung sekolah ke SMP, duitnya belum ada.” Tambah Karmila dengan logat jawanya yang masih kental.
          Wulan seakan faham dengan semua kesulitan yang dialami orang tuanya. Makanya ia selalu membantu ibunya setiap pulang sekolah. Bahkan Wulan sudah melakoni kegiatan itu sejak ia duduk di bangu TK.
          Meski pekerjaan itu telah menyita waktu bermainnya, Wulan tak pernah bersedih. Itu justru membuat hidupnya lebih dewasa dibanding kawan-kawannya yang lain.
          Di sekolah Wulan memang tak terlalu menonjol. Namun ditengah kesibukannya membantu ibunya mencari nafkah, ia masih bisa mengantongi rangking 8 pada semester lalu. Ini merupakan suatu prestasi yang lumayan membanggakan.
          “ Aku ngak mau berhenti sekolah. Aku pengen lanjutin ke SMP N 1 Pasar Baru Tanjung Uban. Pengen sekolah sampai tinggi. Aku pengen jadi dokter,” ujar Wulan sambil tersenyum ketika ditanya tentang cita-citanya. Tampak tak ada beban ketika dia mengucapkan hal tersebut.
          Cita-cita itu memang sudah diimpikannya sejak lama. Bahkan sejak ia kenal dengan kata cita-cita. Namun sepertinya Wulan sangat sadar dengan kondisi keluarganya. Tapi hal itu tak menjadi penghalang baginya untuk tetap teguh pendirian mengejar cita-citanya. Dia memang memiliki semangat yang luar biasa.
          “ Kalau nanti aku terpaksa putus sekolah, karena ngak da biaya ya tak apalah. Aku akan kerja lebih giat lagi biar bisa nyekolahin Rio,” Ujar Wulan penuh haru. Rio (6) merupakan adik Wulan satu-satunya.      
“Aku harus belajar lebih giat lagi, mana tahu nanti bisa dapat bantuan buat sekolah.” Ujar Wulan penuh harap. Memang sejauh ini Wulan dan ibunya belum pernah dapat bantuan kurang mampu. Baik itu dari sekolah, maupun dari pemerintahan setempat.
          “ Kami Cuma dapat bantuan raskin aja. Bantuan lain-lainnya ngak ada. Kemarin tuh ada orang berseragam dinas datang ke rumah saya. Katanya mau data untuk dapat bantuan, tapi sampai sekarang pun belum ada.”  Kenang Karmila lagi.
          Wulan mungkin hanya satu dari ribuan anak-anak lain yang harus berjibaku melawan kerasnya hidup. Dan kita hanya sebagai penonton yang setia.
Dalam semua keterbatasan Wulan, dia tak kenal putus asa. Dengan segala upayanya dia tetap ingin melanjutkan sekolah. Akan kah kita biarkan ia tertatih dalam pencapaian hidupnya seperti ini? Sejauh mana lagi ia mampu bertahan untuk tetap meraih cita-citanya? Entahlah, mudah-mudahan ada tangan –tangan dermawan yang sudi berbagi dengannya. Semoga saja. ( Gusmarni_Praktek Jurnalistik)

Ibrahim, Mahasiswa yang Jadi Ketua RW

KETUA RW - Ibrahim, mahasiswa yang merangkap menjadi ketua RW didaerahnya
Di beberapa tempat, ketua Rukun Warga (RW) adalah tokoh masyarakat atau orang yang dituakan dan dianggap mampu menjadi pengayom masyarakat. Bahkan untuk menjadi ketua RW pun ada yang harus mengikuti pemilihan sebagaimana pilpres atau pilwako.
 
Ibrahim (35) seorang mahasiswa UMRAH (Universitas Maritim Raja Ali Haji) menjadi Ketua RW di Desa Tembeling.  Lelaki yang menginjak semester VI di UMRAH ini juga bekerja sebagai buruh lepas disamping profesinya sebagai ketua RW.
 
Sehari – harinya Ibrahim menghabiskan waktunya sendiri di rumahnya jalan Kampung Buluh RT. 01 RW 03 Tembeling. Lelaki yang menikahi Guru PNS di tahun 2002 ini terpaksa harus jauh dari keluarga kecilnya. “Ya, terpaksa lah harus jauh dari anak istrinya.” Ungkap Ibrahim. 
 
Masa sekolah Ibrahim hanya dapat dilaluinya dengan mengambil paket, “Saya baru mengambil Paket B tahun 2003 dan Paket C tahun 2006.” Tuturnya. Pilihannya untuk mengambil paket diputuskan sejak Ia memiliki anak pertama. “Dan Alhamdulillah sekarang bisa kuliah dengan umur segini.” Ungkap ayah 2 anak ini.
 
Pekerjaannya sebagai Ketua RW tidak menyurutkan tekadnya menjalani kuliah. Ia tetap aktif berkuliah meski sulit membagi waktunya untuk kuliah dan mengerjakan tugas. “Kuliah saya tak terganggu, hanya kadang saya sulit bagi waktu jika ada rapat saat jam kuliah, belum lagi kalau ada tugas-tugas kuliah.” Tuturnya. 
 
Ibrahim merasa senang menjalani aktifitasnya sebagai Mahasiswa, Buruh Lepas, dan Ketua RW. Pekerjaan rangkap yang dijalani Ibrahim patut diacung jempol. Belum lagi Ia harus jauh dari keluarganya yang berdomisili di Pulau Cempa Desa Pasir Panjang Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga.
 
Lelaki yang ditunjuk menjadi RW sejak awal januari 2011 lalu dilantik oleh Bupati Bintan, Ansar Ahmad. Tugas seorang RW adalah melayani kebutuhan masyarakat, hal serupa juga dilaksanakan oleh Ibrahim. “Tugas saya hanya menyetujui laporan RT mengenai surat pengantar pembuatan KTP, surat keterangan pindah yang kemudian diteruskan ke Kantor Lurah dan lain-lain.” Terangnya. 
 
Ibrahim tidak pernah mengeluh tugasnya sebagai seorang RW, “Selama ini semua masih bisa ditangani.” Ungkapnya. Ibrahim juga mendapat insentif atas profesinya dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan. “Saya mendapat insentif Rp. 300 ribu rupiah perbulan.” Ungkapnya. “Pembagian insentif ini dilaksanakan di Aula Kecamatan per Kecamatan.” Terangnya.
 
Selain menjadi Ketua RW Ibrahim bekerja sebagai buruh lepas untuk mencari penghasilan sampingan. “Kadang saya ngojek kalau ada penumpang.” Tutur Ibrahim. “Kadang ngambil upah menebas kebun, dan sering juga ngantar barang titipan ke pulau Senayang lewat kapal ikan.” Ujar mantan nelayan ini. Semua pekerjaan mampu Ia kerjakan asalkan halal. (Ade)

Kota Tanjungpinang Adakan MTQ ke VI

Masyarakat Kota Tanjungpinang diharapkan Lebih Agamis

Tanjungpinang, (Aderakasihwi) – Pembukaan MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) Tingkat Kota Tanjungpinang ke VI resmi dibuka oleh Walikota Tanjungpinang Hj. Suryatati A. Manan yang diselenggarakan didepan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (26/03).
 
Acara yang dimulai pukul 8 malam ini dihadiri Ibu walikota beserta wakil, forum koordinasi dan pimpinan daerah kota Tanjungpinang, ketua DPRD beserta anggota, ketua Kanwil Agama Provinsi Kepri, ketua LAM (Lembaga Adat Melayu) provinsi Kepri, ketua LAM kota Tanjungpinang, kepala SKPD, dan ketua Dharma Wanita kota Tanjungpinang serta penceramah agama Bapak Drs. Kyai Mulyana Elsi asal kota Bandung.
 
Musabaqah Tilawatil Quran ini akan diselenggarakan mulai dari tanggal 26 hingga 30 maret 2012 mendatang. Acara tersebut diikuti oleh 4 kecamatan. Bapak H. Adnan memberi keterangan, “Kecamatan Tanjungpinang Barat dengan jumlah peserta 40 khafilah, Tanjungpinang Kota 35 khafilah, Bukit Bestari 39 khafilah, dan Tanjungpinang Timur sebanyak 30 khafilah.” Terangnya. 
 
Acara ini bertemakan Melalui MTQ Tingkat Kota Tanjungpinang ke VI kita tingkatkan gemar membaca Al Quran dan mengamalkannya untuk kehidupan sehari-hari untuk menjadikan pendidikan yang berakhlak mulia. Terdapat beberapa perlombaan dalam MTQ ini, diantaranya lomba Tartil Al Quran putra dan putri, lomba Tafsir Quran putra dan putri, lomba Tilawah Quran putra dan putri, juga beberapa perlombaan lain.
 
Musabaqah Tilawatil Quran ini telah membudaya di seluruh masyarakat, kita sudah jelas dan dapat merasakan semangat persatuan dan kesatuan akan muncul dengan sendirinya ketika acara berlangsung.  “MTQ kini sudah mulai diselenggarakan mulai dari tingkat Kelurahan, Kecamatan, Kota, Provinsi, bahkan sampai ke tingkat Nasional.” Ungkap Bapak H. Adnan selaku wakil ketua pelaksana.
 
Acara yang diselenggarakan berkat dana APBD tahun 2012 ini bertujuan untuk meningkatkan, membaca, memahami, dan menghayati makna yang terkandung didalam Al Quran sebagai pedoman manusia dalam kehidupan sehari-hari. “MTQ juga berfungsi meningkatkan daya pikir dan memperkuat daya pikir yang agamis serta memperkuat keimanan terhadap Allah SWT melalui Al Quran.” Jelas Bapak H. Adnan.
 
MTQ ini diawali dengan pembacaan Al Quran yang dilanjutkan kata sambutan oleh Bapak. H. Adnan selaku wakil ketua pelasana. Kemudian, kata sambutan Bapak H. Edward Mushalli sebagai wakil walikota yang juga selaku ketua LPTQ kota Tanjungpinang, dan pembukaan acara oleh Ibu Hj. Suryatati A. Manan dengan menyuarakan pukulan ke bedug. Dan pengibaran bendera MTQ oleh 6 orang paskribraka, dilanjutkan dengan pertunjukan Ibu-ibu kompang Laski kota Tanjungpinang. Tausiah agama oleh Bapak Drs. Kyai Mulyana Elsi melanjutkan acara setelah hiburan singkat. Selanjutnya MTQ ini akan dilaksanakan di kantor LAM, aula MAN, dan gedung Aisyah Sulaiman. (Ade)

Minggu, 25 Maret 2012

Petani Karet Mampu Kuliahkan Anak

Toapaya - Supoyo (48) petani karet di gesek kilometer 20 sedang menderes karet miliknya seluas 2 hektar. Harga jual karet dari petani saat ini Rp.18 ribu per kilogram. 
Dikabupaten Bintan masih terdapat lahan yang sangat luas berupa perkebunan karet yang digarap oleh warga setempat. Bapak supoyo menghawatirkan cuaca yang tidak mendukung apalagi jika tiba-tiba hujan lebat. Ia juga tidak bisa mendapatkan karet yg banyak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk biaya kuliah serta sekolah anak-anaknya. Tapi, apapun rintangannya ia tetep menderes. Ia ingin membuktikan perkataan orang bahwa "Tidak mungkin dengan menderes bisa kuliahkan anak". sekarang ia buktikan bahwa ia bisa kuliahkan anak dengan hasil menderesnya.(Ind)

Mengintip Kegiatan Bidan PTT di Desa Toapaya


TANJUNGPINANG – Pemerintah Provinsi Kepri dinilai oleh pusat sukses meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menugaskan 100 dokter keluarga dan bidan ke pelosok desa dan pulau-pulau.
Tribun melongok kehidupan keseharian satu diantara ratusan bidan yang bertugas di lingkungan yang baru, memerlukan adaptasi dengan tradisi budaya serta karakter masyarakat setempat agar bisa memberikan pelayanan kesehatan maksimal. Adalah Bidan Anthia (23) yang bertugas di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Toapaya kilometer 20 sudah ditugaskan oleh Pemprov Kepri dalam hal ini Dinkes sejak Juli 2011.
Anthia, parasnya manis dan ramah serta teliti dalam memberikan pelayanan kesehatan. Ia kelahiran Jambi 14 Desember 1989 dan belum menikah. Sebagai bidan desa, Ia bertugas memberikan pelayanan kesehatan dasar mulai dari bayi hingga lansia, dan terutama ibu hamil hingga proses melahirkan.
“Kalau ada yang melahirkan, saya menangani sendiri. Kebetulan disini ditugaskan sendiri. Dan terkadang dibantu Ibu RT setempat untuk membedong bayinya,” Tutur bidan yang akrab dipanggil Thia ini, beberapa hari lalu. Ia memiliki kawasan tugas sepanjang 4 kilometer yaitu dari Jalan Arah Toapaya kilometer 16 hingga kilometer 20 Kabupaten Bintan. Selain melaksanakan tugas sehari-hari Ia berkewajiban membuat laporan kerja kepada Puskesmas Toapaya dan hal dianggap sebagai bagian dari pekerjaan mulia.
“Tidak hanya menunggu bila ada yang periksa kandungannya, saya perlu mencari ibu-ibu hamil yang tinggal mulai dari kilometer 16 hingga kilometer 20. Di sepanjang area itu terdapat sekitar 3.900 penduduk. Jika ada warga atau ibu hamil di wilayah tersebut maka saya harus mengetahuinya dan memberikan pelayanan kesehatan. Ini adalah tanggungjawab saya, maka saya sempatkan keliling ke rumah-rumah warga mencari dan mendata ibu hamil.” Terangnya.
Untuk biaya persalinan warga di desa ini semua digratiskan dengan bantuan Jampersal (Jaminan Persalinan) dari anggaran pemerintah pusat. Setiap ada warga yang melahirkan kemudian di klaim ke Puskesmas dan dilanjutkan ke Dinas Kesehatan untuk penggantian biaya persalinan. Syarat untuk memperoleh Jampersal yaitu minimal 4 kali periksa, KTP, KK dan laporan persalinan dari bidan yang menangani.
Karena tugas bidan Thia ini di desa atau Poskesdes, Ia tidak sebatas melayani ibu hamil dan melahirkan saja tetapi juga menangani warga yang sakit dan bahkan korban kecelakaan lalu lintas. Biaya pengobatan selain melahirkan, di Poskesdes ini dikenakan Rp. 10 ribu dan uang tersebut disetor ke Puskesmas Toapaya. Obat-obatan semuanya disuplai dari pemerintah yang Ia ambil tiap akhir bulan sekaligus mengantar laporan bulanan ke Puskesmas.
“Saya sudah akrab dengan warga disini dan merasa keluarga sendiri. Saya senang karena warga disini proaktif da ramah.” Akunya. Dengan fasilitas tinggal di sebuah rumah sekaligus untuk melayani pasien maka Thia pun memanfaatkan sarana tersebut semaksimal mungkin agar warga tetap terlayani kesehatannya dengan baik. Ruangannya dirasa masih kurang karena hanya tersedia satu ruangan periksa. Jika pasien ramai terpaksa menggunakan kamar untuk pemeriksaan, bahkan pernah menyuntik pasien di kursi depan meja kerjanya. (Ade – Wid dalam Tribun Batam)

Organisasi Pramuka Mengadakan LT 2 di Halaman RRI


Tanjungpinang – Kegiatan LT (Lomba Tingkat) 2 dilaksanakan oleh seluruh penggalang Kecamatan Bukit Bestari. Kegiatan ini berlangsung di halaman RRI Jalan Ahmad Yani, Tanjungpinang(22/03).
Organisasi Pramuka kini bangkit lagi dari kondisi jatuh sebelumnya. Pramuka mulai dikenalkan lagi di setiap jenjang pendidikan mulai dari SD hingga Mahasiswa. Sore tadi kegiatan LT 2 resmi dibuka “Acara ini diadakan dalam rangka menguji ketangkasan tekspram bagi anak pramuka penggalang.“ Tutur Ahmad memberi keterangan.
“LT 2 ini hanya khusus bagi penggalang, kalau LT 1 khusus Gudep, LT 3 Cabang, LT 4 Tingkat Daerah, dan LT 5 Tingkat Nasional.” Ungkap Ahmad sebagai Pembina dalam kegiatan tersebut. “Untuk kegiatan LT3 dan LT4 akan menyusul bulan April nanti.” Tambah Ahmad menjelaskan.
Kegiatan diawali dengan pembukaan, kemudian masuk ke perlombaan. Tampak di halaman RRI anak pramuka penggalang sedang asyik membuat tenda-tenda dan api unggun untuk proses berkemah nanti. “Lagi buat tenda kak, sebagian buat api unggun.” Tutur Yeni salah satu penggalang pramuka.
Mereka semua cukup senang dengan kegiatan pramuka ini. “Dengan adanya kegiatan ini, kami bisa nambah pengalaman dan bisa kenal penggalang dari sekolah lain.” Ujar Yeni. Acara LT 2 ini memang bermanfaat, selain menunjukkan eksistensi organisasi pramuka juga dapat mengembangkan kreatifitas siswa dalam berorganisasi di bidang pramuka. (Ade)