Jumat, 13 April 2012

Feature - Mentoreh Susu Getah Demi Sesuap Nasi

     Bintan adalah tempat yang banyak di tanami pohon karet.Ada ratusan orang keluar pagi yang gelap untuk mentoreh karet.Tanpa menyerah demi sekolah anak-anak.
     
    Malam itu,cahaya bulan tipis berada diatas langit.Dalam hembusan angin subuh pukul 03.00,suara yang sunyi,Turatin yang  berjalan satu per satu pohon karet lainnya untuk di toreh.Hingga selesai yang seluas satu hektar tersebut.
     21 tahun sudah wanita paruh baya yang tamat SMA itu menjadi petani karet.Daerah Cikolek desa Toapaya Utara belum memberikan pilihan pekerjaan lain yang lebih menjanjikan kepadanya.Suami yang menderita penyakit asma tidak bisa membantu pekerjaannya dengan waktu yang lebih lama hanya sebentar saja bisa membantu kerjanya.
     Selama 21 tahun menghabiskan subuh di tengah kesunyian kebun karet,ternyata tak memberi banyak perubahan nasib pada Ibu dua anak ini.Bahkan sampai kini,wanita berusia 42 tahun itu mengaku walaupun kebun ini miliknya sendiri  tapi hasilnya tidak memuaskan dan tidak tercukupi.
     Dari pukul 03.00 pagi keluar hingga pukul 07.00 pulang untuk sarapan dan melanjutkan kembali untuk mengambil hasil torehannya hingga pukul 08.00 ini tak sebanding dengan penghasilannya.Turatin coba menghitung,kalau 1 hektar hanya 10 kg yang sudah jadi ,ini hasil setelah di beri obat.Dalam sebulan pengobatan di dilakukan 2 kali dan hari pertama hasilnya lumayan bamyak,namun untuk hari seterusnya susunya akan semakin berkurang.
     Tak semua malam ia bernasib baik seperti itu,terkadang malam mentoreh getah sudah hampir habis tiba-tiba turun hujan yang lebat dan hasilnya tidak bisa di ambil karena telah tercampur dengan air hujan dan ini akan sia-sia.Badan sudah letih dengan bekerja dan hasilnya tak ada.
     Selama 21 tahun pohon karet tidak pernah di beri pupuk seharusnya dalam1 tahun pohon karet harus di beri pupuk karena perekonomian kurang mampu para petani karet tidak sanggup untuk membeli pupuk.Untuk makan sehari-hari saja sulit apalagi untuk pupuk.Pemerintah tidak pernah memberi bantuan pupuk kepada petani karet.
     "Tolong pemerintah perhatikan petani karet,BBM mau naik masa harga karet gak naik-naik,"ujar Turatin belum lama ini saya datang kerumahnya.Penduduk di Desa Toapaya Utara ini pekerjaan yang di lakukan rata-rata sebagai petani karet,dengan cuaca yang tidak menentu pastinya membuat mereka resah.Karena pohon karet sedang mengalami musim gugur dan pohon tidak bisa di toreh.Dalam 1 tahun pohon karet mengalami 4 musin yaitu musim kemarau.hujan,pancaroba,gugur.
     Dalam 1 hari kadang hanya dapat Rp.10 ribu dan malah gak dapat sama sekali dam maximal Rp.50 ribu dan itu di cuaca baik dan setelah di obat.Selain kondisi itu,duka lain petani karet juga disebabkan faktor pemasaran.Sejauh ini ,petani karet di Cikolek kilometer36 jalan Tanjunguban hanya bergantung pada tauke getah atau tengkulak yang membuka lokasi di sekitar cikolek.
     Petani karet ini tidak bisa lepas dari rantai tauke getah juga disebabkan kondisi ekonomi mereka.Bila dalam satu minggu tidak bisa mentoreh getah,tauke getah bersedia memberikan pinjaman dalam bentuk sembako.Bahkan sebelum ke kebun karet seperti Turatin,dibekali cuka getah sampai 2 botol.Tauke getah ini dimata Turatinak sekedar lintah penghisap darah saja,tetapi teramat kompleks,yang kadang bisa berubah wujud menjai juru selamat.
     Hampir 4 jam Turatin menjelajahi kebun karet dengan penerangan lampu senter sorot khusus yang di letakkan di kepala,beda dengan 7 tahun lalu.Para petani karet menggunakan obor yang di sangkutkan di topi anyaman.Ketika cahaya rembulan redup masih cukup menerangi kebun.Para pentoreh getah pun berhamburan,sorotan cahaya lampu senter dari setiap kebun mengiringi semangat yang tinggi.
     Pohon yang ada di desa cikolek ini rata-rata pohon getah zaman dulu,belum ada pohon getah modern."Seperti bulan November hingga Desember tahun lalu cuaca bagusnya hanya 4 hari,kami mau makan apa"ujarTuratin.Petani karet tidak sama dengan pedagang,maka darin itu bantuan dari pemerintah sangat di harapkan bagi petani karet,telah lama mereka menunggu bantuan pupuk namun tak kunjung datang.(Lia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar