Jumat, 13 April 2012

Cuplikan Singkat Akan Karya Sang Feminis, Nh. Dini

Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin, alias Nh. Dini masih tetap aktif di usianya yang ke- 76. Sastrawan, novelis, sekaligus feminis ini melahirkan karya barunya berupa buku Pondok Baca Kembali Ke Semarang tahun 2011 lalu.
 
Wanita kelahiran Semarang, Jawa Tengah 29 Februari 1936 ini telah meluncurkan bukunya di Toko Buku Gramedia Amaris Semarang. "Buku Pondok Baca Kembali ke Semarang" mengisahkan saat Dini kembali ke Tanah Air tahun 1980. Setelah mondar-mandir antara Jakarta dan Semarang, tahun 1985. Peluncuran buku ini sekaligus ditandai dengan Diskusi Buku dan Perjalanan Sastra bersama Nh Dini yang dipandu budayawan Semarang Prie GS. 
Nh Dini dilahirkan dari pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah. Ia anak bungsu dari lima bersaudara, yang ulangtahunnya dirayakan empat tahun sekali. Nh. Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Kalau pada akhirnya ia menjadi penulis, itu karena ia memang suka cerita, suka membaca dan kadang-kadang ingin tahu kemampuannya.
Dini ditinggal wafat ayahnya semasih duduk di bangku SMP, sedangkan ibunya hidup tanpa penghasilan tetap. Bakatnya menulis fiksi semakin terasah di sekolah menengah. Waktu itu, ia sudah mengisi majalah dinding sekolah dengan sajak dan cerita pendek. Dini menulis sajak dan prosa berirama dan membacakannya sendiri di RRI Semarang ketika usianya 15 tahun. Sejak itu ia rajin mengirim sajak-sajak ke siaran nasional di [RRI] Semarang dalam acara Tunas Mekar.
Beberapa karya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang dikenal dengan nama Nh. Dini, ini yang terkenal, diantaranya Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko (1977), Orang-rang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998), belum termasuk karya-karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita kenangan. Dalam karyanya yang terbaru berjudul Dari Parangakik ke Kamboja (2003), ia mengangkat kisah tentang bagaimana perilaku seorang suami terhadap isterinya. Ia seorang pengarang yang menulis dengan telaten dan produktif, seperti komentar Putu Wijaya; kebawelan yang panjang. Novel barunya yang berjudul Buku Pondok Baca Kembali ke Semarang (2011) mengisahkan saat Dini kembali ke Tanah Air tahun 1980.
Wanita yang menyukai tanaman ini hingga kini telah menulis lebih dari 20 buku. Kebanyakan di antara novel-novelnya itu bercerita tentang wanita. Namun banyak orang berpendapat, wanita yang dilukiskan Dini terasa “aneh”. Ada pula yang berpendapat bahwa dia menceritakan dirinya sendiri. Pandangan hidupnya sudah amat ke barat-baratan, hingga norma ketimuran hampir tidak dikenalinya lagi.
Ia juga pernah ditawari bekerja tetap pada sebuah majalah dengan gaji perbulan. Akan tetapi dia memilih menjadi pengarang yang tidak terikat pada salah satu lembaga penerbitan. Bagi Dini, kesempatan untuk bekerja di media atau perusahaan penerbitan sebenarnya terbuka lebar. Namun seperti yang dikatakannya, ia takut kalau-kalau kreativitasnya malah berkurang. Untuk itulah ia berjuang sendiri dengan cara yang diyakininya; tetap mempertahankan kemampuan kreatifnya.
Menyinggung soal seks, khususnya adegan-adegan yang dimunculkan dalam karya-karyanya, ia menganggapnya wajar-wajar saja. Begitulah spontanitas penuturan pengarang yang pengikut kejawen ini. la tak sungkan-sungkan mengungkapkan segala persoalan dan kisah perjalanan hidupnya melalui karya-karya yang ditulisnya.(Kutipan dari berbagai sumber; Ade)

PERSIAPAN UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENEGAH PERTAMA PELITA NUSANTARA

Nini Kumala, guru Bahasa Indonesia SMP Pelita Nusantara
Ujian Nasional (UN) tinggal hitungan hari. Untuk tingkat SMA, UN akan diadakan 16 April, sedangkan untuk tingkat SMP 23 April. Berbagai persiapan telah dilakukan. Misalnya saja di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pelita Nusantara. Pihak sekolah telah memiliki trik-trik khusus untuk menjaga kelulusan agar tetap seratus persen.
Tahun lalu sekolah swasta ini mampu meraih peringkat ketiga kelulusan terbaik di tingkat Kota Tanjungpinang. Peringkat pertama di raih oleh Sekolah Juwita, sedangkan peringkat kedua Pesantren Al Kausar. Hal ini dijadikan acuan untuk lebih baik lagi di tahun ini.
Berbagai usaha dilakukan pihak sekolah. Misalnya menyelenggarakan terobosan sejak bulan Januari lalu. Mengadakan try out ( Uji coba UN) sebanyak tiga kali. Menambah jam pelajaran, khususnya mata pelajaran UN.
Selain itu sekolah ini juga mengadakan kelas khusus untuk siswa-siswa yang memiliki daya serap yang rendah. Ini bertujuan untuk dapat merangkul semangat siswa-siawa tersebut. Selain itu juga agar mereka siap bersaing dengan siswa lain.
“ ini kebijakan dari sekolah, kan tidak semua anak memiliki daya tangkap yang baik. Jadi mereka yang kurang, kita bina di kelas khusus ini,” ujar Liestra Munthe Wakil Kepala Sekolah SMP Pelita Nusantara, ketika kami temui di ruangannya.
“Hal ini terbukti memilik pengaruh. Kami memulai kelas khusus itu setelah melihat hasil try out pertama dari sekolah yang kurang memuaskan. Kemudian kami bentuklah kelas khusus. Hasil try out kedua yang diadakan sekolah, nilainya lebih bagus dibanding yang pertama,” paparnya lagi.
Liestra juga menambahkan, cara ini dilakukan sekolah atas kesepakatan guru dan wali murid. Demi kebaikan bersama, dan tujuan akhir yaitu kelulusan seratus persen.
Upaya yang dilakukan sekolah untuk mencapai kelulusan seratus persen, juga memiliki kendala.  Misalnya saja kejenuhan yang dirasakan siswa. “ kadang anak-anak jenuh juga belajar, apalagi sekolah ini jam sekolahnya lebih lama dibanding sekolah lain,” ujar Nini Kumala.
 Sebagai guru Bahasa  Indonesia, Nini merasa kejenuhan yang dihadapi siswa-siswanya. Namun guru yang satu ini memiliki cara tersendiri untuk mengatasinya. Misalnya mencoba beberapa metode pengajaran, sehingga anak murid tidak jenuh.
“ selain penguasaan materi, kesiapan fisik dan mental juga penting. Anak-anak kadang gugup juga menghadapi UN itu. Ini juga bisa berakibat fatal nantinya. Tapi kita berusaha untuk membangun kepercayaan diri mereka. Ini butuh kerjasama dengan orang tua juga,” ujar Nini menjelaskan.
Pihak sekolah juga mendatangkan motivator dari Jogyakarta, untuk memberikan motivasi untuk anak-anak. “ mudah-mudahan ini berhasil membuka pikiran anak-anak, agar mereka mau berusaha lebih keras lagi untuk mengadapi UN,” tambah Nini.(Gusmarni)

Tampilan Baru Black Forrest Jadi White Forest Cake

Salah satu cake paling populer adalah Black Forrest. Namun kali ini ada hidangan berbeda dari Black Forrest Cake yang menyajikan White Forrest Cake. Untuk hidangan saat Paskah, White Forrest Cake ini merupakan makanan cemilan yang tepat mengisi perayaan hari – hari besar termasuk paskah.
Bahan beserta cara untuk membuat White Forrest Cake ini akan disajikan lengkap disini dengan mengutip Tabloid Nova sebagai bahan pendukung bacaan ini.
Bahan:
1 resep sponge cake  rasa vanilla
50 ml air dark cherry
250 gr dark cherry,  tiriskan, cincang kasar
200 gr dark chocolate, serut untuk bagian atasnya
Bahan sponge cake:
5 btr kuning telur
5 bt rtelur
75 gr gula
75 gr gula palem
110 gr mentega
35 gr cokelat bubuk
25 gr tepung terigu
1 sdm tepung maizena

Lapisan:
150 gr white chocolate, tim hingga leleh
300 ml krim kental, kocok hingga mengembang
5 gr gelatin, beri sedikit air, tim hingga mencair dan bening
250 gr dark cherry, tiriskan, cincang kasar

Cara membuat:
1. Siapkan loyang berukuran 24x24 cm yang sudah dialasi kertas roti dan diolesi mentega tipis-tipis. Nyalakan oven dengan suhu 180 derajat Celsius.
2. Untuk membuat sponge cake, kocok telur, kuning telur, dan gula mengembang dan kental.
3. Masukkan tepung terigu, cokelat bubuk, dan tepung maizena sedikit-sedikit sambil terus diaduk sampai rata.
4. Masukkan mentega leleh dan cairan kopi, dan aduk rata. Masukkan ke dalam loyang.
5. Panggang selama 25-30 menit atau hingga matang. Dinginkan.
6. Lapisan: Masukkan white chocolate  leleh dan krim kocok, aduk rata. Tambahkan gelatin, aduk rata. Sisihkan.
7. Penyelesaian: Potong sponge cake menjadi tiga bagian. Ambil sponge cake, sirami air dark cherry, olesi bahan lapisan, beri buah dark cherry, tutupi cake, beri olesan dan buah dark  cherry, terakhir tutup dengan bahan lapisan.
8. Hias bagian tepi dari cake dengan cokelat serut, bagian atasnya dengan dark cherry dan sisa bahan lapisan. 
White Forrest Cake sudah jadi dan menghasilkan 6 potongan dengan resep seperti diatas. (Ade)

Batam Jadi Tempat Utama Mengisi Liburan

Padat - Arus Balik di pelabuhan Sri Bintan Pura

Tanjungpinang, (Aderakasihwi) – Liburan memang sesuatu yang sangat dinanti oleh beberapa orang diantaranya pelajar, karyawan dan pegawai negeri sipil. Kota Batam merupakan salah satu tujuan utama jika terdapat hari libur panjang. (08/03)
Tiga hari libur telah berlalu, mulai tanggal 6 April sebagai libur memperingati wafatnya Isa Al-Masih dilanjutkan tanggal 7 April bertepatan dengan hari sabtu, yang merupakan hari libur bagi pegawai negeri sipil yang bekerja di kantor-kantor pemerintahan dan terakhir tanggal 8 April di hari libur nasional hari minggu.
Kebanyakan warga yang merasakan libur tiga hari ini mengisi hari libur dengan bepergian alias berjalan-jalan. Dan kebanyakan dari mereka memilih Kota Batam sebagai tujuan utama untuk mengisi hari libur. “Kebetulan liburan ini bisa ke Batam sama keluarga.” Ujar Lina seorang staf di Kantor Perpustakaan. Liburan ini Ia ingin berbelanja di Mall yang ada di Batam. “Pengen belanja di Mall sekaligus berkunjung ke rumah mertua.” Tutur Lina.
Kota Batam banyak diminati warga yang berdatangan karena merupakan tempat yang cocok untuk berbelanja juga menikmati hiburan – hiburan yang beranekaragam disana. Seperti arena bermain anak, mall – mall sebagai tempat belanja, menonton bioskop, juga tempat wisata seperti jembatan Barelang, pantai Nongsa dan lain-lain.
Selain dari itu, di Batam juga sering mendatangkan artis – artis ibukota yang popular. “Saya ke Batam tujuan utamanya cuma pengen nonton Drive.” Ungkap Ayo seorang mahasiswa Fisip Umrah. Kebetulan di Batam saat libur kali ini mendatangkan band terkenal Indonesia yaitu Drive. “Selain itu saya juga mau nyari pelek motor, kalo di Batam kan agak murah.” Tutur Ayo yang sudah berangkat sejak sabtu siang.
Dan hari minggu inilah hari terakhir liburan karena besok aktifitas sudah harus berjalan sediakala. Terlihat di pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang kapal–kapal Ferry yang membawa tumpangan Batam – Tanjungpinang bergantian parkir di pelabuhan hingga malam. Hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat Tanjungpinang yang menikmati liburan di Kota Batam.(Ade)

Fashion Show dengan Bahan Utama Cokelat

Cokelat adalah sebutan untuk hasil olahan makanan atau minuman dari biji kakao. Cokelat umumnya diberikan sebagai hadiah atau bingkisan di hari – hari spesial. Dengan bentuk, corak, dan rasa  yang unik. Cokelat juga sering digunakan sebagai ungkapan terima kasih, simpati, atau perhatian bahkan sebagai pernyataan cinta.
Cokelat juga telah menjadi salah satu rasa yang paling populer di dunia, selain sebagai cokelat batangan yang paling umum dikonsumsi, cokelat juga menjadi bahan minuman hangat dan dingin.
Kali ini cokelat bisa disulap menjadi gaun cantik untuk ajang fashion show yang digelar setiap tahunnya di kota Obidos wilayah barat Portugal pada 31 maret lalu. Dalam parade busana ini, seluruh pakaian yang ditampilkan akan dihiasi dengan taburan ornamen cokelat.
Seperti dilansir situs Xinhua Senin (26/3), acara fashion show tersebut merupakan rangkaian acara dari Festival Cokelat Internasional di barat Portugal. Perayaan serba cokelat tersebut dijadwalkan akan berlangsung sekitar satu bulan.                                   .
Sebanyak 14 perancang busana dan 25 chocolatiers atau ahli pembuat coklat, berkolaborasi untuk membuat kostum warna-warni dengan hiasan cokelat karya terbaik mereka. Seperti kreasi unik seorang perancang berupa gaun kimono dengan bros coklat, yang terinspirasi dari seorang putri di film Disney. Perancang busana dengan karya terbaik dan menjadi favorit, disebut-sebut akan memenangkan perjalanan gratis ke Disneyland Paris.

 

Sembahyang Kubur untuk Mengenang Leluhur

Citong - Persiapkan syarat untuk sembahyang kubur leluhurnya

Tanjungpinang – Upacara keagamaan dari setiap penganut agama memang dilakukan dengan cara yang berbeda – beda. Suku Tionghua misalnya adalah suku yang mayoritas menganut agama Budha dengan beragam upacara keagamaan menurut ajarannya. Salah satu upacara keagamaan suku Tionghua adalah Sembahyang Kubur. 
 
Upacara ini dilakukan setiap hari ke-14 purnama bulan 3 tahun Cina. Menjelang sembahyang kubur, makam sudah harus dibersihkan jauh-jauh hari. Sehingga pada saat hari H, tinggal menjalankan ritualnya saja. Hari ini seluruh warga Tionghua sibuk menyambangi setiap kuburan leluhurnya.(04/04) “Sembahyang kubur ini selalu saya lakukan setiap tahunnya, sekaligus bisa kumpul dengan keluarga.” Tutur Citong yang sedang mempersiapkan syarat untuk proses sembahyang kubur leluhurnya di kilometer 14 arah Tanjunguban. 
 
Sembahyang kubur ini bertujuan untuk mengingat para leluhur yang telah tiada sekaligus untuk memohon doa agar anak cucu yang hidup di dunia ini diberi kehidupan yang lebih baik dan bahagia. Ketika sembahyang mereka telah lebih dahulu mempersiapkan beberapa hal yang kian menjadi persyaratan. Seperti uang emas atau uang perak, baju kertas, sepatu kertas, aneka hidangan makanan dan minuman , beberapa batang dupa yang tersusun didepan nisan leluhur.
 
“Kalau makanan, kami membawa makanan kesukaan Datok (alias leluhurnya). Dan sekarang saya bawa ayam goreng, gulai kambing dan nasi kuning kesukaan Datok saya.” Ungkap Citong. Hal ini merupakan suatu penghormatan yang dilakukan anak dan cucu untuk menghormati leluhurnya. Citong mendapatkan makanan kesukaan Datoknya ini dengan dipesan di warung makan langganannya. “Ini semua saya pesan, dan rasanya tidak pedas karena Datok tak suka pedas.” Ujar Citong menjelaskan.
 
Sebuah penghormatan ini dilakukan dengan cara tersendiri sebagaimana yang dilakukan secara turun temurun dalam keluarga tersebut. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk refleksi bahwa suatu saat nanti mereka yang saat ini masih di bumi juga akan berada ditempat seperti ini, dan keturunan mereka juga akan meneruskan tradisi ini dengan mengirim dan memanjatkan doa nya.(Ade)

Endang, Janda yang Gigih Bekerja Demi Anak dan Anak Didik

Endang - Wanita pekerja keras demi sang anak
Tepat pukul 4 pagi dimana ayam belum berkokok memanggil hari seorang wanita dengan usia sekitar 39 tahun telah bergegas pergi dari rumah kontrakannya. Ia hanya mencuci raut wajahnya dengan air sumur disamping rumah, dan segera menyalakan motor bebek 125 cc merek Yamaha untuk dipanaskan. 5 menit kemudian Ia langsung pergi dengan jaket tebal meski tanpa izin anaknya yang masih tertidur lelap.
 
Sampai di kilometer Sembilan tepat didepan sebuah kantor berita swasta Ia memarkirkan motornya. Segera Ia buka pintu dan langsung mengambil sapu digudang kantor. Ya, wanita yang bernama Endang ini memang bekerja sebagai cleaning service sejak 4 tahun belakangan. Kantor dengan dua lantai ini rampung Endang kerjakan selama kurang lebih 1 jam.
 
Selesai membersihkan kantor, Endang bergegas pulang untuk menyiapkan sarapan sang buah hati. “Anakku harus sarapan, meskipun cuma Indomie.” Ungkapnya yang begitu sayang pada anak sematawayang nya Yoga. Seusainya menyiapkan sarapan Endang juga bekerja sebagai tukang cuci baju milik tetangga samping rumahnya. 
Sehari-harinya Endang hanya berdua dengan Yoga yang kini duduk di bangku SMA kelas 2. Sang suami telah meninggalkannya sejak Yoga kelas 3 sekolah dasar. Endang merupakan sosok wanita yang kuat, selain menjadi cleaning service dan tukang cuci Ia juga mengajar di taman kanak-kanak. Pekerjaannya mendidik ini Ia lakukan sejak tahun 2006 dengan mengawalinya di pendidikan anak usia dini Dora Kid’s Jalan Engku Putri tepat di depan Jamsostek. 

Seusai mengajar jam 12 siang, Endang segera pulang dan masak sebagaimana ibu rumah tangga lainnya. Memang tak banyak yang Ia masak, mengingat mereka hanya hidup berdua di rumah kontrakan milik saudaranya Jalan Wiratno. Endang menyewa dua kamar untuknya dan Yoga, dengan biaya sewa sebulan sebesar Rp. 500 ribu.

Kebutuhannya yang begitu besar membuat Endang pantang menyerah dalam bekerja. Pukul 3 sore Ia harus membagikan ilmunya dengan murid  les private nya. Endang memiliki sekitar 15 orang murid les baik itu les di sekolah ataupun di rumah, dengan bayaran yang sudah disepakati. Murid yang mampu Ia tangani hanya murid TK hingga kelas 3 SD. Sebenarnya banyak tawarannya untuk mengajar kelas besar, tapi Endang tak berani menerima, karena Ia belum memahami benar pelajaran kelas besar. “Sebenarnya bisa, tapi takut-takut salah, kalau salah kan berdosa.” Ujarnya yang kini menjalani kuliah di Universitas Terbuka semester empat.

Kecintaan Endang pada dunia pendidikan memang teramat besar. Ia juga begitu dikenal oleh orangtua murid peserta didiknya karena sikapnya ramah, juga sayang terhadap anak-anak tambah lagi Endang mengajar dengan ikhlas dan tulus. Ia bercita-cita ingin memajukan anak-anak mulai dari dini. “Saya ingin memajukan mereka dari dini, karena usia dini inilah pertama kalinya mereka mengenal akan ilmu pengetahuan.” Tutur Endang. Semoga apa yang dicita – citakan Endang dapat terwujud dan sekalian bisa memotivasi bagi para pendidik lainnya dalam setiap jenjang pendidikan.(Ade)